baru-baru ini, om gue ngebeli sebuah handphone keluaran baru yang logonya apel kegigit. nah, telusur punya telusur, didalem hp itu ada aplikasi asistensi menggunakan suara yang bernama siri (entah mungkin si pembuat terinspirasi dari nikah siri, daun siri atau apalah, pokoknya namanya itu deh). berhubung gue gaptek, gue nggak tau deh ada aplikasi macam itu dalam sebuah telepon (ini yang bikin gue ngerasa pelajaran ipa yang gue tekuni sejak kelas 3 SD itu semua sia-sia, untuk apa ngafalin nama-nama enzim kalo itu ternyata nggak dipake untuk ngebuat hp). sampe pada suatu hari gue mendengar sesuatu yang janggal dari kamar om-tante gue...
"Siri whaca yu duing" terdengar suara anak laki-laki (terakhir gue cek ternyata sepupu gue si ody)
kemudian ada suara perempuan yang ngejawab
"sorry, I don't know what are you talking about". dan gue pun syok. adek gue sekecil itu, baru kelas 2 es de, es de nya deket rumah gue, kadang gue yang anterin ke sekolah, dan nggak ada indikasi dia punya pacar, tiba-tiba ngobrol berdua sama cewe di dalem kamar, pake bahasa inggris!!! belum selesai syok gue, percakapan itu berlanjut
"Siri, haw wa yu?" itu suara adek gue lagi.
"I'm, fine" suara wanita itu lagi!
"Siri are you deswaleskeizerbideaneskaswisaa?" adek gue mulai berbicara bahasa bulan purnama (atau mungkin sebenarnya bahasa inggris tapi dengan aksen lain, who knows)
"I don't understand" suara wanita itu lagi.
"SIRI YOU BAD GUY DETBERSBINOSKAYTOMETISKOREKIRAAAAAAA" adek gue pun mengamuk. akhirnya, dengan kesiapan hati, gue memberanikan diri membuka kamar itu dan melongokkan kepala gue kedalam kamar. kondisi yang gue liat adalah adek sepupu gue tiduran disamping mamanya yang lagi main komputer, sambil megang henpon papanya (yang terakhir didaulat tante gue sebagai henponnya) sambil ngomong ke henpon itu dengan cara ditempel ke bibirnya. tante gue cuma ketawa-ketawa (entah karena lucu liat tingkah anaknya atau karena ketawa miris liat henponnya basah sama liur anaknya, hanya tante dan Tuhan yang tahu).
inilah permulaan gue tahu keberadaan aplikasi bernama siri. dan setelah itu, om gue pun datang dan ikut bergabung dengan adik gue dalam acara 'ngobrol bareng siri'.
seharian itu om gue sama adek gue sibuk ngomong sama siri, mulai dari 'siri call hotma'; 'siri how are you?'; 'siri check the weather'; 'siri call hotma 2'; 'siri kamu dimana? dengan siapa, semalam berbuat apa?' dan segala macam perintah dan pertanyaan buat si siri. dari situ gue tersadar, seorang, nggak seorang juga sih, sebuah deh! eh nggak enak juga ya, hmmm.... seonggok! nah, seonggok SIRI bisa membuat seorang istri sekaligus seorang ibu dilupakan oleh sanak keluarganya yang sibuk ngobrol sama si siri. ini aja baru siri yang maya, sampe siri yang nyata, bisa disuruh masak disuruh ini itu, bisa bahaya posisi kita sebagai wanita. jangan-jangan nanti banyakan cowok yg lebih milih nikah sama siri ketimbang sama wanita normal, secara siri nggak bakalan bawel atau ngomel balik kalo dimarahin. paling-paling dia cuma jawab 'I don't understand' atau 'I don't know what you're talking about' atau 'what the meaning of 'monyet lo siri tolol''.
tapi selain menimbulkan kecemburuan sosial bagi kaum perempuan, siri ini konon juga menimbulkan emosi diantara orang-orang dengan aksen inggris yang agak spesial. ceritanya, di kantor om gue ada salah satu rekan kerjanya warga negara cina, tapi bisa bahasa indonesia juga nih. suatu hari, dia pinjem henpon om gue buat ngajak ngomong si siri itu. percakapan panjang pun terjadi dan jawaban yang keluar dari siri pun hanya 'I don't understand', 'I don't know what you're talking about' dan 'please repeat what you're saying'. entah karena kesal atau tersinggung (berhubung si siri kagak ngarti-ngarti) akhirnya rekan kerja om gue pun mengeluarkan kalimat sakti dari mulutnya 'siri 你笨蛋!' (artinya: "siri, bego lu!'). setelah mendengar kisah na'as ini, saya tersadar. ternyata teknologi tidak selamanya membawa nikmat, keputusasaan juga dapat ditemukan diantara sekian ratus juta pengguna teknologi.
kemajuan tekhnologi memang sudah seharusnya diimbangi dengan kemajuan pola pikir dan kesiapan mental penggunanya supaya persentase pengaruh-pengaruh negatif dapat diminimalisir.
waspadalah, waspadalah!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar