Sabtu, 14 Agustus 2010

kehidupan baru di negeri orang

wah berasa 2000 tahun yang lalu deh saya nyumbangin tulisan di blog yang (sangat) kurang terurus ini. tapi kali ini ada yang spesial, tulisan ini saya buat tidak lagi diatas tanah kelahiran saya, tetapi di tanah kelahiran Sun Yat Sen dan Jay Chou, yaitu negeri Cina.
sudah hampir satu bulan saya menginjak(injak)an kaki di negeri ini. pengalaman mulai dari yang nyebelin sampai yang lumayan membuat syaraf ketawa saya bergerak fleksibel hampir putus pun banyak.
kalau di indonesia, para orangtua sepertinya melekat dengan trade mark nyuruh mandi anaknya dikala pagi dan sore hari. nah, berbeda dengan warga sini. mereka biasanya mandi (atau bisa dibilang membersihkan dirinya dari kotoran yang melekat entah sejak kapan) ketika mereka mau tidur pada malam hari. nahhhhhhhhh lagiii, secara otomatis saat mereka bangun pagi, mereka pun hanya mengganti pakaian sebelum pergi melakukan aktifitasnya (sekarang gunakan otak anda dan kreasikan keadaan yang saya ceritakan dalam benak anda. niscaya anda dapat membayangkan aroma yang muncul dalam keadaan tersebut). *selamat mencoba ;)*

tapi dibalik sisi negatif (yang saya percaya dimiliki oleh setiap manusia) itu, tersimpan juga banyak sisi positif yang dapat dicontoh oleh warga indonesia sekalian. mereka adalah pekerja keras, sama halnya seperti penduduk jepang (tetangganya). selain itu, mereka juga tidak ragu dalam melakukan perubahan. walau tidak se-rapi negara tetangganya, tapi cina juga sudah membuktikan eksistensinya sebagai negara yang mulai merambat di kancah utama internasional. stasiun MRT yang begitu bersih dan teratur. bus yang berhenti pada terminalnya. dan beberapa hal lagi yg membuat usaha mereka untuk lebih baik nampak jelas. tata kota mereka pun mengalami peningkatan pesat. hal ini di dukung dengan kebijakan penggusuran rumah warga (rumah sendiri-sendiri) yang kemudian dialihlokasikan ke gedung-gedung apartemen. ini juga cara yang baik lagi menarik untuk mensiasati ledakan penduduk (yang Jakarta juga pasti alami).

selain itu, warga sini juga gemar olahraga. nggak heran deh kalau badan mereka masih tetap fit walau usia sudah mencapai kepala 7, 8 atau 9. mereka terbiasa berolahraga tiap harinya. ada yang memilih pagi hari, siang, sore, atau bahakan malam hari (bahkan saya pernah liat ada seorang nenek berolah raga pukul 2 dini hari).

ya, itu hanya sebagian kecil dari fakta yg saya ketahui. lain kali, saya akan berbagi pengalaman dan cerita lebih banyak lagii :)))


salam rindu saya untuk tanah air yang sebentar lagi akan merayakan hari jadinya :*

Senin, 22 Februari 2010

Menyakiti untuk Melindungi

sebuah sidang di pengadilan agama suatu daerah memutuskan untuk mengabulkan permohonan cerai seorang wanita terhadap suaminya. alasannya, karena sang isteri tidak lagi mencintai suaminya. sang suami yang digugat cerai pun merasa tersinggung dan segera menyetujui putusan cerai tersebut. tinggallah kini anak laki-laki mereka. usianya sudah 18 tahun, dan menurut hukum, anak tersebut boleh memilih untuk tinggal bersama siapa. dan pilihannya adalah bersama sang ibu.

hari berganti hari, sang anak memerhatikan perubahan sikap ibunya. kini ibunya sering keluar rumah dan lebih senang menggunakan celana panjang (padahal dia selalu menggunakan rok selutut yang selalu membuatnya terlihat lembut) dan menggunakan scraft yang digunakan sebagai penutup kepala (padahal dia tidak pernah menyukai hiasan rambut). kacamata hitam bergaya (yang dipakainya tak kenal waktu) pun membuat sang anak mulai terusik

anak : ma, kenapa sih harus pakai kacamata? kita kan ada di dalam bioskop?

ibu : mama mau terlihat cantik dengan kacamata ini

anak : ma, mama sudah cantik kok. walau tanpa kacamata itu

ibu : lebih baik sekarang kamu duduk diam dan perhatikan filmnya!

sang anak terdiam, berusaha memaklumi kondisi ibunya yang baru saja bercerai. 'mungkin dia kesepian' batinnya.

dua bulan setelah perceraian, kelakuan sang ibu semakin tidak dapat ditolerir oleh anaknya. ibunya jarang pulang dan kerap kali meninggalkan dia sendirian hanya dengan nasi dan lauk sekadarnya di meja makan. sang anak menelepon ayahnya

anak : pa, boleh kah aku kerumah papa?

Ayah : ya, pasti boleh nak. mau papa jemput, atau diantar mamamu saja?

anak : jemput aku pa

tak lama kemudian sang ibu pulang dengan menggenggam sebuah amplop coklat besar

anak : mama darimana? tiga hari tidak pulang, aku kan repot! aku susah untuk kemana-mana

ibu : kamu kira mama pembantu kamu?! kamu kira kerjaan mama cuma ngurusin anak cacat macam kamu?! maaf maaf saja, mama punya segudang pekerjaan yang bisa menghasilkan uang, ketimbang ngurusin anak cacat kayak kamu!

mantan suaminya yang telah tiba untuk menjemput anaknya mendengar semua perkataannya itu.

dia menghampiri mantan istrinya dan menampar wanita yang masih sangat dia cintainya itu. dia meneteskan air matanya ketika melihat orang yang masih amat dicintainya dengan sepenuh hatinya, terjatuh sambil memegangi pipinya yang memerah

ibu : tampar lagi aku pa! tampar, pukuli aku! kalau perlu bunuh aku ! biar kamu puas

ayah : kamu udah gila ya ma! kamu nggak pernah ngomong sejahat itu, apalagi sama anak kita! gila kamu !

ibu : iya! aku memang sudah gila! aku gila karena harus mengurus kamu dan anakmu yang cacat itu!

ayah : diam kamu!! dia anak mu juga!

anak : CUKUP!!! aku mau tinggal bersama papa

ayahnya langsung menggendong puteranya yang lumpuh tersebut. mereka pergi meninggalkan ibunya sendirian. benar-benar sendiri. wanita itu menangis sejadi-jadinya, dia menarik amplop coklat besar yang dia bawa. dia merobek-robek kertas di dalamnya. kertas yang membuatnya memutuskan untuk meninggalkan keluarganya, kertas yang memaksa mulutnya menyakiti hati anak semata wayang yang amat dicintainya, dan yang membuat dia meninggalkan suami yang paling dicintainya.

satu bulan telah berlalu. ayah dan anak itu telah dapat menyesuaikan diri dengan keadaan. hanya mereka berdua, tanpa seorang ibu bagi anaknya dan seorang isteri baginya. tiba-tiba telepon berdering

ayah : halo, dengan siapa ini?

penelepon : benar ini kediaman bapak John?

ayah : ya, ini saya sendiri, John. anda siapa ya?

Penelepon : kami mau memberitahukan kabar mengenai istri anda, Jean

ayah : maaf! saya bukan suaminya lagi. sebaiknya bapak langsung saja menghubu...

penelepon : Ibu jean sudah tiada pak (sela sang penelepon)

ayah : apa anda bilang?

penelepon : ya, ibu Jean sudah tiada. pagi ini pukul 7 pagi, isteri anda telah menghadap Yang Maha Kuasa. saat ini ibu Jean masih berada di rumah sakit St. Florence

setibanya di rumah sakit, mereka tidak lagi menemukan wanita angkuh seperti yang terakhir kali mereka temukan. kini mereka hanya melihat seorang wanita kurus kering dengan kepala yang hampir tanpa rambut, mata sayu, dan senyum dibibirnya.

seorang perawat yang selama ini mengurus Jean datang menghampiri mereka dan menceritakan semua kejadian yang telah diceritakan oleh Jean padanya. dia memberikan mereka sebuah surat yang pada amplopnya bertuliskan 'kenang aku, dengan semua cintamu'

pemakaman telah usai. semua sanak keluarga telah kembali pulang, dan rumah mereka kembali dibungkus sepi. sang ayah memutuskan untuk melihat surat yang diberikan oleh suster yang merawat Jean. dan mereka mulai membacanya

untuk Jeremy, buah cintaku yang kucintai dengan semua kekuranganku, dan kulindungi dengan segenap hidupku. maafkan mama Jerry, karena telah membuatmu sakit hati. mama tahu betapa sakitnya hatimu nak, mendengar perkataan dan sikap mama. mama tahu, karena mama juga merasakannya. maaf kalau mama meninggalkanmu di hari-hari sulitmu, pascaperceraian mama dan papa. tapi mama punya alasan yang kuat, dan mama tahu kamu pasti akan mendebatnya kalau mama ada disana. sekali lagi maafkan mama. kamu adalah permata hati mama, kamu adalah hidup mama.jangan pernah berhenti berusaha. mama selalu tahu kalau dibalik satu kekuranganmu, tersimpan seribu kelebihan.

untuk John, pria yang paling kucintai di dunia ini, yang cinta dan tempatnya tak pernah dapat tergantikan oleh siapapun dalam hatiku. mungkin saat ini kalian sedang menari-nari bahagia atas kepergianku, wanita tak tau diri yang telah mencampakkan kalian. aku senang kalau kalian tidak meneteskan air mata sedikitpun, setidaknya, aku tidak harus bersedih melihat kalian terus menangisi kepergianku. maaf kalau aku meninggalkanmu, memutuskan ikatan sakral yang telah kita bangun dengan segenap cinta kita. maaf, kalau aku pun menyakiti hatimu dengan semua tingkah laku ku. aku tahu kau terluka, karena aku pun merasakannya. tetapi untuk apa kalian terus mendampingi aku, sementara waktuku telah habis untuk mendampingi kalian. aku tak mau meninggalkan kalian dan membuat kalian menangis. aku ingin kalian yang pergi meninggalkan aku, dan aku juga lah yang menangis. karena aku, mau merasakan penderitaan yang sekarang kalian rasakan.

maaf dan terimakasih untuk cinta tak terbatas dari kalian

maaf dan terimakasih untuk kecupan mesra tiap malammu

maaf dan terimakasih untuk jerih payahmu mencarikan bedak favoritku

maaf dan terimakasih untuk omelanmu tiap kali aku kesiangan

maaf dan terimakasih untuk acara bolamu yang selalu kuganti dengan masak-memasak

maaf dan terimakasih untuk genggaman tanganmu tiap kali aku merasa sakit perut bulananku datang

maaf dan terimakasih, untuk kehidupan sesungguhnya yang telah kau suguhkan dengan cinta dan kelembutanmu, yang telah kau hidangkan di kala aku terpuruk dalam kegundahan hingga akhirnya kau datang dan menopangku dengan semua aroma tubuhmu yang selalu membuatku merindukanmu.

kenang aku terus dalam cintamu, hanya itu pintaku

Jean

John dan Jeremy pun menangis sejadi-jadinya

siapa yang tahu, kalau pada hari mereka meninggalkan rumah mereka, ada seorang wanita yang tengah mengidap kanker otak stadium akut yang rambutnya mulai rontok sehingga harus ditutup dengan sehelai kain. yang matanya terlihat sayu sehingga harus ditutup dengan kacamata hitam. yang kakinya harus di beri penyangga karena tidak lagi kuat sehingga harus ditutup dengan celana panjang. yang hatinya begitu perih, sehingga harus ditutupinya dengan keangkuhan?

wanita itu selalu tahu kalau alasannya untuk bercerai dengan suaminya akan mengusik gengsi suaminya, dia tahu dan selalu tahu, kalau suaminya akan menyetujui keputusan itu dengan gengsinya. dia melakukannya, bukan karena dia tidak lagi mencintai suaminya, tetapi karena dia terlalu cinta

wanita itu selalu tahu kalau kata-katanya yang menyakitkan dan perubahan penampilannya akan sangat mengganggu anaknya, dia tahu dan selalu tahu kalau anaknya akan segera memutuskan untuk mengikuti ayahnya yang selalu nyaman dengan penampilan sederhananya.dia melakukannya, bukan karena dia tidak lagi mencintai anaknya, tetapi karena dia terlalu cinta

terkadang kita menyakiti orang yang kita sayangi dengan perkataan maupun perbuatan kita, bukan untuk menyakiti atau pun melukai mereka. melainkan untuk melindungi mereka

seperti yang dilakukan Jean untuk suami dan anaknya, dia mengorbankan kebahagiaannya dan impiannya untuk meregang nyawa dengan dikelilingi orang yang sangat dicintainya, demi melindungi suami dan anaknya dari kesedihan mendalam. karena dia (pura-pura) tahu, dia tidak akan lagi disebut cantik oleh suaminya dengan rambutnya yang rontok, wajahnya yang pucat, ataupun matanya yang sayu serta tubuhnya yang kurus kering (walau dia tahu itu semua tidak benar). benar-benar sebuah alasan yang tanpa alasan

Minggu, 14 Februari 2010

Ujian Nasional

huaahhh, Indonesia masih juga pusing tentang banyak hal. salah satunya tentang ujian nasional. sebagai siswi kelas XII (3) SMA di sebuah SMA negeri, sudah sepatutnya saya juga merasa was-was. keputusan MA tentang peniadaan Ujian Nasional menuai pro dan kontra. kalau dari sudut pandang saya, peniadaan ujian nasional bukanlah solusi yang efektif. pendidikan Indonesia juga butuh pemantauan kualitas pendidikan, tapi tidak dengan pemerataan nilai di semua pelosok wilayah Indonesia. sarana, pra sarana serta kualitas pendidik juga memengaruhi perbedaan kualitas pendidikan dari tiap wilayah Ibu Pertiwi ini. untuk itu, pemerataan nilai minimum di Indonesia saya rasa kurang bijak. selain itu, penggunaan nilai Ujian Nasional sebagai tolak ukur lulus tidaknya siswa/i tersebut dari sebuah jenjang pendidikan juga cukup menjadi ganjalan di hati saya. banyak siswa/i yang kehilangan kesempatan mencicipi bangku kuliah yang dicapainya dengan jalur khusus (seperti pmdk) karena anjloknya nilai ketika ujian nasional. padahal banyak faktor yang memengaruhi gagal tidaknya seorang siswa/i peserta ujian nasional, antara lain:
*kondisi mental yang kurang mendukung mengingat banyak kegagalan yang dialami siswa/i sebelumnya
*kondisi fisik yang kurang prima
*lembaran jawaban yang sedikit rusak (terkena noda, lecek, dll) yang menyebabkan jawaban siswa/i tidak terbaca
*kesalahan kunci pada komputer

sepintas alasan diatas seperti terlalu dipaksakan, tetapi percayalah kalau kami (saya dan teman-teman seangkatan) pernah mengalaminya pada TO (try out) harian di sekolah. ini yang membuat saya sedikit bergidik jika mengingat tentang Ujian Nasional. namun sebagai pelajar sekaligus warga negara Indonesia yang baik, saya haruslah tetap mengikuti Ujian nasional sesuai dengan keputusan depdiknas.

kepada seluruh pembaca, pada akhirnya saya hanya dapat memohonkan doa restu agar sekiranya tahun ini dan tahun-tahun berikutnya, kelulusan di Indonesia dapat mencapai angka 100% dan dapat memenuhi perguruan tinggi terbaik negeri ini, maupun negeri tetangga.

semoga tidak ada lagi penipuan kunci jawaban, dan kiranya seluruh peserta UN baik SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/STM dapat menempuh ujian dengan percaya diri, tidak mengandalkan jawaban (yang belum tentu benar) orang lain, berusaha sekuat tenaga, dan tidak lupa berserah diri kepada Tuhan, Sang Maha Tahu :))


*doakan saya yang mau Pra UN yaa seminggu besok